Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

Senin, 16 April 2012

0 komentar

SEL TUMBUHAN
            Tumbuhan memiliki bagian-bagian sel yang membedakannya dengan sel hewan. Bagian-bagian sel tersebut :
a.   Dinding sel
Batang tumbuhan umumnya leboh keras dibandingkan dengan tubuh manusia. Manusia dapat mencubit teman, tetapi tidak dapat mencubit kayu. Hal ini karena bagian dindng luar sel tumbuhan tersusun dari dinding sel yang amat keras. Bahan utama penyusun dinding sel berupa zat kayu, yaitu selulosa yang tersusun dari glukosa. Selain selulosa, dinding sel juga mengandung zat lain misalnya pekton, hemiselulosa dan glikoprotein.

b.   Vakuola
Vakuola merupakan organel bermembran yang berisi cairan vakuola. Vakuola terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan. Namun, vakuola pada sel tumbuhan memiliki bentuk dan fungsi yang lebih nyata dibandingkan dengan vakuola pada hewan. Tumbuhan yang masih muda, memiliki vakuola yang ukurannya kecil, tetapi tumbuhan yang bertambah besat dan dewasa, vakuola tampak membesar bahkan mendominasi sitoplasma dan mendesak sitoplasma ke tepi diding sel.
     Pada dasarnya cairan sitoplasma bersifat hipertonis terhadap lingkungannya, sehingga vakuola menyerap air. Akibatnya, vakuola membesar dan meningkatkan tekanan air di dalamnya (tekanan turgor) serta mendesak membran vakuola (tonoplas) ke arah sitoplasma. Sitoplasma meneruskan tekannnya ke arah dinding sel. Tekanan turgor berguna untuk mengatur gerakan osmosis cairan dari luar ke dalam sel. Dinding sel cukuo kuat menahan tekanan sitoplasma, membatasi volume sitoplasma dan mencegah sel pecah.
     Vakuola berisi senyawa-senyawa cadangan makanan, misalnya asam amino, gula, beberapa asam organik, dan beberapa protein. Beberapa vakuola lain berisi metabolit sekunder. Metabolit sekunder adalah senyawa kimia yang tidak diperlukan oleh sel itu sendiri. Salah satu contoh metabolit sekunder adalah antosianin (pigemen sel) yang bertanggung jawab untuk warna ungu, merah jambu, dan biru pada permukaan buah, bunga dan daun.
c.   Plastida
     Plastida adalah organel bermembran rangkap dengan ventuk dan fungsi yang bermacam-macam. Beberapa platida yang penting adalah kloroplas, kromoplas dan leukoplas.

·         Kloroplas
Kloroplas merupakan organel yang mengandung klorofil. Klorofil berfungsi pada saat fotosintesis. Struktur koroplas terdiri dari membran luar yang berguna untuk melewatkan molekul-molekul berukuran  kurang dari 10 kilodalton tanpa selektivitas; membran dalam bersifat selektif permeabel dan berguna untuk memilih molekul yang keluar masuk dengan transpor  aktif; Stroma merupakan cairan kloroplas yang berguna untuk menyimpan hasil fotosintesis dalam bentuk pati (amilum); dan tilakoid tempat terjadinya fotosintesis.
·         Kromoplas
Kromoplas adalah plastida berwarna kuning jingga  dan merah  karena mengandung karoten. Sel-sel yang mengandung kromoplas terdapat pada bunga, buah masak, dan daun yang akan gugur. Warna kromplas bervariasi karena berasosiasi dengan pigemn bunga dan buah lainny, yaitu antosianin yang tersimpan dalam vakuola.
·         Leukoplas
Leukoplas adalah plastida yang tidak berwarna. Leukoplas biasanya berguna untuk menyimpan cadangan makanan, seperti amilum dan protein pada sel –sel batang ketela pohon dan sel-sel akar pada kentang.

SEL HEWAN
            Hewan memiliki organel yang khas pada selnya, yaitu sentriol.
Sentriol
            Sentriol merupakan sepasang struktur seperti selinder yang memiliki lubang ditengah dan tersuusn dari protein mikrotubulus. Sentriol tersusun dari mikrotubulus yang membentuk suatu struktur protein seperti jala yang tampak berlekatan dengan kromosom selama pembelahan sel (mitosis dan meiosis). Jala tersebut dinamakan benag spindel.


Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Sel Tumbuhan
Sel Hewan
Memiliki dinding sel
Tidak memiliki dinding sel
Memiliki vakuola berukuran besar
Memiliki vakuola berukuran kecil
Memilki plastida (kroloplas, kromoplas dan leukoplas)
Tidak memiliki plastida
Tidak memiliki sentriol
Memiliki sentriol

Sel

Minggu, 08 April 2012

0 komentar

         Dalam ruang lingkup Biologi, organisme yang dipelajari, khususnya makhluk hidup terdiri atas berbagai tingkatan organisasi kehidupan. Tingkatan organisasi yang dipelajari dimulai dari yang paling sederhana hingga tingkatan yang kompleks. Tingkatan organisasi kehidupan dimulai dari molekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi, ekosistem, hingga ke tingkatan bioma (Campbell, et al, 2006:4).

          Sel merupakan unit terkecil tempat berlangsungnya aktivitas kehidupan suatu organisme. Sel-sel tersebut nantinya akan menyusun tubuh makhluk hidup melalui pengorganisasian yang sistematis. Dalam organisasi tubuh, sel memiliki peranan yang sangat penting, tetapi kamu tidak dapat mengamati secara jelas sel pada tanaman atau pada hewan hanya dengan mata telanjang. Kamu
membutuhkan alat bantu berupa kaca pembesar atau mikroskop.
          Ketika pertama kali mikroskop dibuat, dunia baru mulai terbuka bagi ilmuwan. Untuk pertama kali ilmuwan dapat melihat sel tunggal dan satu sel dari organisme multisel, yang apabila dengan mata biasa tidak jelas terlihat. Bagaimana mikroskop dapat digunakan untuk mengamati bagian-bagian sel sehingga tampak jelas? Kemampuan pembesaran mikroskop berasal dari lensa-lensa yang terdapat pada mikroskop tersebut. Sebuah lensa mikroskop merupakan sebuah kaca tipis dengan salah satu permukaan cembung. Pada mikroskop, lensa-lensa membuat bayangan benda menjadi besar, begitu juga dengan begian-bagian benda tersebut.
          Ilmuwan sepakat bahwa berdasarkan ada dan tidaknya membran inti ada dua macam sel. Sel yang tidak memiliki membran inti yang melindungi material inti dinamakan sel prokariotik. Contoh sel prokariotik misalnya sel bakteri dan alga biru. Sel yang memiliki membran pelindung material inti disebut sebagai sel eukariotik. Contoh sel eukariotik adalah sel hewan dan sel tumbuhan hijau. Masing-masing sel yang ada di tubuhmu selalu aktif dan mempunyai tugas khusus. Aktivitas di dalam sel mungkin dapat dibandingkan dengan pabrik yang bekerja 24 jam sehari, yang mampu menghasilkan berbagai macam produk yang berbeda. Proses ini berlangsung di dalam bangunan pabrik.
          Tumbuhan, hewan, manusia dan makhluk hidup yang lain tersusun dari sel. Sel dapat dianggap sebagai “kantung” kecil meskipun sebenarnya jauh lebih rumit dari sekedar kantung. Sebaian besar sel tersusun atas komponen kimia utama misalnya, protein, karbohidrat, lemak dan asam nukleat. Sel pada dasarnya mengandung sitoplasma (plasma di dalam sel) dan nukleoplasma (plasma di dalam inti). Sitoplasma berisi cairan plasma (sitosol dan organel-organel sel, sedangkan nukleoplasma berisi cairan inti sel, anak inti (nukleolus), dan kromosom yang mengandung DNA. DNA merupakan molekul pembawa informasi genetik yang pada saat tertentu terpaketkan menjadi kromosom.
          Umumnya sel terdiri atas yang terdapat di sel terdiri atas :
a.  Membran plasma (membran sel)
    Membran plasma merupakan batas kehidupan. Membran plasma memisahkan sel yang “hidup” dengan lingkungan sekitarnyaa yang “tidak hidup” . Membran plasma memiliki ketebalan sekitar 8 nm.

Susunan model plasma yang lengkap dijelaskan menurut suatu model mozaik cair. Membran plasma memilki struktur seperti lembaran tipis. Membran plasma tersusun atas molekul lipid, protein dan sedikit karbohidrat yang membentuk suatu lapisan dengan sifat dinamis dan asimetris. Bersifat dinamis karena memilki struktur seoerti fluida, sehingga molekul lipid dan portein dapat bergerak. Asimetris karena komposisi lipid di luar dan di dalam tidak sama yaitu bagian kepala bersifat hidrofilik (suka air) dan bagian ekor hidrofobik (tidak suka air).
    Fungsinya tergantung dari membran penyusunnya yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Akan tetapi secara umum berfungsi Membran sel membantu menjaga  keseimbangan kimia zat di dalam dan di luar sel
b.  Inti sel (nukleus)

    Inti sel merupakan bagian yang paling mencolok diantara organel-organel di dalam sel. Pada sel eukariotik, inti sel dibatasi oleh membran inti yang disebut nukleus, sementara pada prokariotik tidak dibatasi membran inti sehingga materi genetiknya disebut nukleolus. Fungsi inti sel :
1)    Mengendalikan proses metabolisme di dalam sel
2)   Menyimpan informasi genetik dalam bentuk DNA
3)   Tempat terjadinya replikasi (perbanyakan DNA) dan transkripsi (pengutipan DNA).
c.   Sitoplasma
    Sitoplasma atau cairan sel adalah matriks yang berada di bagian dalam membran plasma tetapi di luar nukleus. Sitoplasma tersusun atas sitosol yang bersifat koloid, sitoskeleton(rangka sel) dan organel-organel.
Fungsi dari sitoplasma :
1)    Tempat terjadinya metabolisme sintosilik, misalnya glikolisis serta tempat terjadinya sintesis protein oelh ribosom.
2)   Tempat menyimpan bahan kimia yang berguna bagi metabolisme sel misalnya enzim, protein dan lemak.
3)   Sarana atau fasilitaor agar organel tertentu di dalam sel dapat bergerak, hal ini dikarenakan adanya aliran sitoplasma.
Ø  Sitoskeleton
Sitoskeleton merupakan rangka sel yang terdapat pada sitosol. Sitoskeleton berupa jaringan protein filamen yang memantapkan membran palsma sehingga menyokong stabilitas bentuk sel. Protein filamen ini terdiri dari mikrofilamen, filamen tengah dan mikrotubulus. Fungsinya antara lain :
a)    Sebagai rangka sel, yang memberi dan menjaga bentuk sel
b)   Sebagai pengatur gerakan sel misalnya pada amoeba
c)    Sebagai pengatur gerakan kromosom ke arah kutub pada saat pembelahan.

Ø  Ribosom
Ribosom merupakan butiran kecil nukleoprotein yang tersebar di dalam sitoplasma. Bahan penyusun ribosom adalah protein dan RNA ribosomal (rRNA). Ribososm tersebar bebas di dalam sitoplasma dan ada juga yang melekat pada retikulum endoplasma.

Ribosom berfungsi untuk melangsungkan sintesis protein. Ribososm yang tersebar bebas di sitoplasma berfungsi untuk mensintesis protein yang berfungsi di dalam sitoplasma. Sedangakan ribosom yang melekat di retikulum endoplasma berfungsi untuk mensintesis protein yanh hasilnya masuk ke dalam lumen Ren diproses di badan golgi. Hasilnya berupa protein struktural misalnya protein integral dan protein fungsional sebagai enzim.
Ø  Retikulum Endoplasma (RE)

Retikulum endoplasma tersusun atas kantong pipih dan tabung dua lapis membran yang meluas dan menutupi sebagian besar sitoplasma.
Ada dua macam RE yaitu, RE kasar (bergranula) dan RE halus (tidak bergranula). RE kasar pada permuakaannya terdapat ribosom. Umumnya RE berfungsi sebagai tempat sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, dan detoksifikasi.
Ø Badan golgi atau aparatus golgi
Badan golgi merupakan kantung pipih bertumpuk yang tersusun dari ukuran besar hingga ukuran kecil dan terikat membran.
Badan golgi berfungsi untuk memproses protein dan molekul lain yang akan di bawa ke luar sel atau ke mebran sel.

Ø Lisosom
Lisosom merupakan vesikel membran berkantung yang mengandung enzim-enzim hidrolitik yang bekerja pada kondisi asam. Lisosim berfungsi untuk mencerna makromolekul secara intraseluler dan merusak sel-sel asing. Di dalam lisosom terdapat enzim-enzim yang berfungsi untuk menghidrolisis materi seluler asing antara lain DNA, RNA, protein dan lipid.
Ø Peroksisom
Peroksisom membentuk seperti lisosom, nerisi enzim oksidatif dan katalase. Enzim oksidase yang terdapat dalam peroksisom mentransfer hidrogen dan bebagai substrat ke oksigen yang menghasilkan produk sampingan berupa hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida yang terbentuk bersifat racun tapi karena adanya enzim katalase maka peroksida diubah menjadi air dan oksigen.
Ø Mitokondria
Mitokondria merupakan organel membran rangkap yang sangat penting untuk metabolisme energi dalam sel. Mitokondria terdiri dari membran luar, membran dalam yang berlekuk disebut krista dan matriks mitokondria
Umumnya mitokondria berfungsi sebagai tempat terjadinya respirasi seluler yang menghasilkan ATP.

Organ Eksresi

1 komentar

 Selain ginjal, organ eksresi pada manusia terdiri dari kulit, paru-paru, dan hati. Berikut penjelasaannya :

A.   Kulit
Kulit merupakan organ terbesar yang terdapat diseluruh permukaan tubuh dan terdiri dari beberapa jaringan yang memiliki fungsi spesifik. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung tubuh terhadap segala bentuk rangsangan. Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai alat eksresi, yaitu untuk mengeluarkan keringat.

Kulit hanya beberapa milimeter tebalnya, tersusun dari dua lapisan jaringan, yaitu kulit ari (epidermis) dan kulit jangat (dermis). Epidermis merupakan lapisan permukaan kulit. Epidermis tersusun dari berlapis-lapis sel. Sel-sel terluar adalah sel-sel mati. Beribu-ribu sel ini lepas setiap waktu. Sebagai penggantinya, sel-sel baru dihasilkan pada dasar epidermis. Dermis adalah lapisan jaringan di bawah epidermis. Lapisan ini lebih tebal daripada epidermis dan berisi pembuluh darah, saraf, kelenjar minyak, dan kelenjar keringat. Sebagai bagian dari sistem pengeluaran, kulit mempunyai kelenjar keringat. Kelenjar keringat adalah kelenjar yang terdapat di lapisan dermis yang berfungsi untuk mengeluarkan air dan garam (natrium klorida). Kurang lebih ada tiga juta kelenjar keringat dalam dermis. Kelenjar keringat membantu mengeluarkan sisa urea.
Adanya kelenjar keringat juga merupakan bagian dari cara untuk mempertahankan panas tubuh agar suhunya tetap. Ketika tubuh menjadi panas, pembuluh darah melebar. Pori-pori kulit terbuka dan mengeluarkan keringat. Cairan keringat keluar dari kulit. Selama keringat menguap tubuh terasa dingin, karena panas tubuh dipinjam untuk menguapkan keringat.
B.    Paru-paru

Selain sebagai organ respirasi, paru-paru juga berfungsi sebagai organ eksresi. Mengapa? Karena sisa-sisa hasil metabolisme berupa karbon dioksida  dan air dalam bentuk uap air yang dikeluarkan oleh paru-paru. Sisa metabolisme dari jaringan diangkut oleh darah menuju ke paru-paru untuk di buang. Proses pembuangan diawali dengan berdifusinya karbondioksida dari sel-sel ke dalam darah, melalui cairan jaringan dan akhirnya masuk ke alveolus. Dari alveolus, karbondioksida akan dikeluarkan melalui udara yanh dihembuskan pada saat ekspirasi.
C.    Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh yang terletak dibagian kanan atas rongga perut. Hati selain berperan dalam sistem pencernaan, juga berperan dalam sistem eksresi. Fungsi hati dalam sistem eksresi adalah mengahsilkan empedu terus-menerus yang ditampung di dalam kantung empedu. Hati setiap hari menghasilkan empedu sebanyak 800-1000 ml. empedu mengandung air, asam empedu, garam empedu, kolesterol, fosfolipid (lesitin), zat warna (pigemen) empedu (billirubin dan biliverdin), dan beberapa ion.

Empedu berasal dari penghancuran hemoglobin eritrosit yang telah tua. Hemoglobin dalam eritrosit akan diuraikan menjadi hemin (kristal), zat besi, dan globin. Zat besi dan globin akan disimpan di dalam hati, kemudian dikirim ke sumsum tulang merah untuk pembentukan antobodi atau hemoglobin baru. Sedangkan hemin akan dirombak menjadi billirubin dan biliverdin yang merupakan zat warna bagi empedu dan mengandung warna hijau biru. Zat warna tersebut di dalam usus akan mengalami oksidasi menjadi urobilin sehingga warna feses dan urin menjadi kekuningan. Empedu berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, berperan dalam absorbsi lemak di usus halus, mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air, dan pembetukan urea.
Jika sel tubuh kelebihan asam amino, asam amino tersebut akan mengalami deaminasi. Deaminasi merupakan pemindahan gugus amin (-NH) dari asam amino. Deaminasi merupakan terkumpulnya amonia yang bersifat racun. Hati dengan bantuan arginase akan mengubah arginin (salah satu asam amino esensial) menjadi ornitin dan urea. Urea akan dibuang melalui ginjal, sedangkan ornitin akan mengikat amonia yang bersifat racun dan akan dikeluarkan ke dalam empedu dan urin. 

Transplantasi Ginjal

Jumat, 06 April 2012

0 komentar


          Nih buat tambah2 ilmu tentang hal-hal yang menyangkut kerja dari ginjal sebagai sistem eksresi. semoga bermanfaat ^O^..

          Transplantasi ginjal atau sering dinamakan cangkok ginjal mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Tapi bagi orang awam, mereka hanya mengenal nama saja. Tanpa mengetahui bagaimana sebenarnya transplantasi/cangkok ginjal itu. So mari kita sama-sama belajar bagaimana sebenarnya cangkok ginjal ini.

          Transplantasi ginjal atau cangkok ginjal adalah suatu prosedur operasi yang dilakukan untuk mengganti ginjal yang rusak atau penyakit dengan ginjal yang sehat milik orang lain. Ginjal sehat tersebut dapat berasal dari donor yang sudah meninggal, atau dari donor hidup. Donor hidup dapat mendonorkan satu ginjal mereka dan tetap hidup sehat dengan satu ginjal mereka tersisa. Seseorang umumnya hanya membutuhkan trasnplantasi satu ginjal saja. Namun, pada beberapa kasus yang terjadi, orang tersebut mungkin membutuhkan transplantasi dua ginjal yang berasal dari donor yang telah meninggal. Donor sebaiknya berasal dari anggota penerima transplan, atau dari seseorang yang tidak memiliki hubungan darah sama sekali dengan penerima transplan, namum orangnya memiliki kecocokan dengan tubuh penerima transplan, sedangkan ginjal hasil transplantasi ditanam di abdomenbagian bawah dari bagian depan tubuh penerima trasnplan.

          Transplantasi ginjal direkomendasikan bagi seorang yang mengalami disfungsi ginjal yang parah dan tidak akan dapat bertahan hidup tanpa dialisis (pencucian darah) atau trasnplantasi. Beberapa penyakit yang membutuhkan transplantasi ginjal adalah sindrom Alport, penyakit Berger, sindrom hemolitik uremik, Wegener granulomatosis, dan kerusakan uroteropelvic junction.
          Sebelum seseorang ditetapkan untuk melakukan transplantasi ginjal, orang tersebut akan menjalani serangkaian tes darah dan tes diagnostik. Tes darah berguna untuk mendapatkan informasi yang akan membantu menentukan seberap perlunya transplantasi segera dilakukan. Selain itu, tes tersebut untuk meyakinkan organ donor yang didapat memiliki kecocokan dengan tubuh penerimanya sehingga tubuh si penerima trasnplantasi tidak menolak organ tersebut. Tes diagnostik berguna untuk memahami kondisi tubuh penerima transplan secara keseluruhan sehingga mengurangi resiko terjadinya komplikasi saat dilakukan operasi trasnplantasi.
          Organ donor mungkin saja mengalami penolakan oleh tubuh peneriman transplan akibat adanya reaksi imun tubuh. Ketika organ ginjal dari donor ditanamkan pada tubuh seseorang , tubuhnya akan menganggap organ tersebut sebagai ancaman atau benda asing dan berusaha menyerangnya melalui pembentukan antibodi yang dapat membunuh sel-sel jaringan organ tersebut. Oleh karena itu, agar organ dapat ditransplantasi dengan sukses diperlukan beberapa obat untuk menekan sistem imun penerima transplan sehingga dapat menerima organ tersebut. Pengobatan umumnya perlu diberikan seumur hidup penerima transplan menerima organ baru. Beberapa contoh obat yang umum digunakan adalah cyclosporine, tacrolimus, azathiopreni, dan mycophenolate mofetil.

Sumber : http//:www.healtsystem,virginia.edu/uvahealth/adult_urology/trans.cfm 

Gangguan Ginjal

0 komentar

       Ginjal manusia merupakan alat utama eksresi, sehingga jika ada gangguan ginjal tentu akan menganggu sistem eksresi. Luka berat, banyak kehilangan darah, keracunan zat-zat tertentu, dan penyakit tertentu dapat menimbulkan terganggunya fungsi ginjal, terutama terganggunya pembentukan urin. Beberapa kelainan atau gangguan tersebut antara lain sebagai berikut
a.  Gagal Ginjal dan Uremia

Kegagalan fungsi ginjal yang akut dapat menyebabkan nefritis, pendarahan, dan fungsi ginjal terhenti secara tiba-tiba. Gejala yang umum adalah tidak terjadi pembentukan urin yang die=sebut anuria. Gejala ini berbahaya karena dapat menimbulkan uremia. Uremia yaitu terbawahnya urin ke dalam aliran darah yang disebabkan adanya kebocoran disalah satu saluran dalam nefron. Akibat dari keadaan tersebut, penyerapan air oleh darah akan terganggu, sehingga terjadi penimbunan air pada kaki dan timbul bengkak (edema), demikian pula pada organ tubuh yang lain.
b.  Nefritis

          Nefritis adalah peradangan pada nedron karena bakteri Streptococcus yang masuk melalui saluran pernafasan. Dari saluran pernapasan, bakteri terbawa oleh darah ke ginjal. Akibat adanya peradangan, protein yang masuk bersama urin primer tidak dapat disaring, sehingga akan ikut keluar bersama urin. Nefritis kronis biasanya terjadi pada orang lanjut usia yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, pengerasan pembuluh darah dalam ginjal, dan rusaknya glomelurus atau tubulus.
c.  Diabetes Insipidus
          Diabetes insipidus adalah suatu penyakit kelenjar hipofisi gagal mensekresikan hormone antideuritik, sehingga eksresi urin meningkat. Pada umumnya urin yang dieksresikan berjumlah antara 4-6 liter setiap hari , tetapi  dapat mencapai 12-15 liter      setiap hari, tergantung dari jumlah air yang diminum. Penderita diabetes insipidus cenderung mengalami dehidrasi dan Pengeluaran elektrolit dari cairan tubuh. Akan tetapi, kecenderungan ini diimbangi oelh perasaan ingin minum dan ingin makan makanan yang lebih banyak mengandung garam. Penyakit ini umumnya ditimbulkan oleh tumor di hipootalamus atau hipofisis yang mengakibatkan rusaknya bagian hipotalamus yang mengatur sekresi hormone antodeuritik.
d.   Diabetes Melitus
          Diabetes mellitus atau dikenal dengan kencing manis, yaitu terdapatnya glukosa dalam urin yaitu menurunnya hormone insulin yang dihasilkan di kelanjar pancreas. Menurunnya hormon insulin menyebabkan terganggunya proses perombakan glikogen menjadi glukosa dan reabsorbsi glukosa dalam glomelurus.
e.  Albuminaria
          Albuminaria yaitu terdapatnya molekul albumin dan protein lain di dalam urin. Albuminaria disebabkan terjadinya kerusakan pada alat filtrasi pada ginjal sehingga protein dapat lolos pada proses filtrasi.
f.  Kencing Batu

        Kencing batu atau batu ginjal yaitu terbetuknya butiran-butiran dari senyawa kalsium dan penimbunan asam urat, sehingga CaCO3 (kalsium Karbonat) pada ginjal atau saluran urin yang dapat menyebabkan kesulitan pengeluaran urin. Kencing batu dapat terjadi karena faktor hormone (yang dihasilkan kelenjar anak gondok) paratiroid dan jika seseorang kurang minum atau sering menahan buang air kecil.

Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urin

0 komentar

      Proses pembentukan urin dipengaruhi oleh dua faktor  yaitu faktor internal yang menyangkut hormone(antideuritik dan insulin) dan faktor eksternal yang menyangkut jumlah air yang diminum.

A.   Faktor Internal
1)  Hormon Antideuritik (ADH)
   Hormone antideuritik dikeluarkan oleh kelenjar saraf hipofifis (neuroehipofisis). Pengeluaran hormone ini ditentukan oleh reseptor khusus di dalam otak yang secara terus menerus mengendalikan tekananan osmotic darah (kesetimbangan konsentrasi air dalam darah). Oleh karena itu, hormone ini akan mempengaruhi proses reabsorbsi  air pada tubulus  kontortus distal, sehingga permeabilitas sel terhadap air akan meningkat. Oleh karana cara bekerja dan pengaruhnya inilah, hormone tersebut dsiebut sebagai hormone antideuritik.


   Jika tekanan osmotic darah naik, yaitu pada saat dalam keadaan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh (saat kehausan atau banyak mengeluarkan keringat), konsentrasi air dalam darah akan turun. Akibat dari kondisi tersebut, sekresi ADH meningkat dan dialirkan oleh darah menuju ke ginjal. ADH selain meningkatkan permeabilitas sel terhadap air, juga mengkatkan permeabilitas saluran pengumpul, sehingga memperbesar sel saluran pengumpul. Dengan demikian air akan berdifusi ke luar dari pipa pengumpul, lalu masuk ke dalam darah. Keadaan tersebut akan berusaha memulikan konsentrasi air dalam darah. Namun, berusaha memulihkan konsentrasi air dalam darah. Namun akibatnya, urin yang dihasilkan menjadi sedikit dan lebih pekat.
2)  Hormon Insulin
   Hormone insulin adalah hormone yang dikeluarkan oleh pulau langerhans dalam pancreas. Hormone insulin berfaungsi mengatur gula dalam darah. Penderita kencing manis (diabetes mellitus) memiliki konsentrasi hormone insulin yang rendah, sehingga kadar gula dalam darah akan tinggi. Akibatnya terjadi gangguan reabsorbsi didalam  urin masih terdapat glukosa.

B.  Faktor Eksternal
1)  Jumlah Air yang Diminum

   Jumlah air yang diminum tentu akan mempengaruhi konsentrasi air dalam darah. Jika kita meminum banyak air, konsentrasi air dalam darah akan tinggi, dan kosentrasi protein dalam darah menurun, sehingga filtrasi menjadi berkurang. Selain itu, keadaan seperti ini menyebabka darah lebih encer, sehingga sekresi ADH akan berkurang. Menurunnya filtrasi dan berkurangnya ADH akan ,emyebabkan menurunnya penyerapan air, sehingga urin yang dihasilkan akan meningkat dan encer.
2)  Suhu Lingkungan

   Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga suhunya dengan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit sehingga darah akan lebih banyak yang menuju organ tubuh, di antaranya ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya samakin banyak, maka pengeluaran air kencing pun banyak.
3)  Gejolak Emosi dan Stress

Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan meningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, pada saat orang berada dalam kondisi emosi, maka kandung kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin buang air kecil.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Diberdayakan oleh Blogger.